About

Pages

Selasa, 13 November 2012

Botox untuk Awet Muda























Botox adalah racun hasil mikroba Clostridium botulinum, biasanya ditemukan pada makanan kaleng yang sudah rusak. Botox sudah dikenal sejak lebih dari satu abad lalu. Dalam tiga dekade terakhir, orang mengeksplorasi potensi racun itu untuk obat.

Pada prinsipnya, botox dapat melumpuhkan sistem penyampaian pesan di dalam tubuh sehingga menghalangi kontraksi otot. Racun ini dapat melumpuhkan bahkan mematikan. Namun, pada dosis yang angat  rendah, botox dapat dipakai mengendurkan otot yang renggang.

Relaksasi otot juga membantu menghilangkan keriput, terutama di wajah sehingga botox pun laris sebagai obat awet muda. Di Jakarta sudah banyak dokter kulit menggunakan botox untuk terapi wajah.

Tahun 1989, FDA menyetujui terapi botox. Jika diinjeksikan ke otot yang sedang berkontraksi, maka botox akan terikat pada ujung neuromuskular dan mengganggu pelepasan asetikolin sehingga menghamabat kontraksi otot. Dalam dunia kecantikan, botox digunakan untuk menghilangkan keriput di sudut mata, di antara alis, dan dahi. Botox juga dapat digunakan untuk menghilangkan lipatan-lipatan leher. Bahkan, racun ini dapat digunakan untuk mencegah produksi keringat yang berlebihan.

Aplikasi botox dalam medis juga tidak kalah banyak. Penderita stroke dengan gangguan motorik dapat diatasi dengan terapi botox. Botox juga digunakan untuk terapi cerebral palsy (CP) dan menghilangkan sakit kepala, seperti migran. Botox yang diinjeksikan di dahi tidak hanya merelaksasi otot, tetapi diduga juga menghambat pembebasan neurotransmiter yang berhubungan dengan rasa sakit.

Efek botox bergantung pada dosis dan bersifat temporer. Sel saraf dapat balik kembali menghasilkan asetikolin setelah tiga bulan. Tetapi botox biasanya berlangsung 10 sampai 15 menit. FDA menganjurkan injeksi botox tidak lebih dari selang tiga bulan dengan dosis efektif yang paling rendah.

Terapi botox harus dilakukan dengan sangat hati-hati dan terkontrol karena kelalaian dapat menyebabkan difusi botox dan berdampak fatal. Efek samping yang dapat terjadi adalah sakit kepala, infeksi saluran pernapasan, dan gejala influenza sebagai reaksi alergi. Ada juga kemungkinan terbentuknya antibodi terhadap botox sehingga pasien kebal pada terapi berikutnya.

Saat ini biaya terapi botox dirasa masih sangat mahal bagi sebagian besar masyarakat. Jika botox diproduksi di dalam negeri, maka biayanya mungkin akan turun sehingga dapat dijangkau oleh banyak pasien cacat mental maupun stroke. Jadi, tidak sekedar untuk awet muda.

Sumber : Kompas, 9 November 2002

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hot Sonakshi Sinha, Car Price in India